Sebuah transistor amplifier harus
memiliki rangkaian DC biasing untuk beberapa alasan. Terutama, kita akan
membutuhkan dua suplai tegangan terpisah untuk memberikan Kelas bias
yang diinginkan untuk tegangan emitor-kolektor dan emitor-basis. Pada
kenyataannya hal ini sebenarnya hanya dilakukan dalam aplikasi tertentu,
namun biasing ditemukan sehingga tegangan terpisah ini dapat diperoleh
dari suplai tunggal. Kedua, transistor sangat sensitif terhadap suhu dan
menciptakan suatu kondisi yang disebut thermal runaway. Thermal runaway
akan cepat menghancurkan transistor bipolar, karena arus kolektor
dengan cepat dan tak terkendali akan meningkatkan ke level yang merusak
dan suhu akan naik jika tidak ada penstabil suhu pada amplifier untuk
menghilangkan efek ini.
Kelas Operasi Bias Amplifier
Kelas yang umum untuk operasi bias adalah
Kelas A, AB, B, dan C. Semua kelas ini sama-sama menggunakan susunan
komponen untuk mem-bias transistor pada pengoperasian DC atau Q-point
yang berbeda.
Lokasi dari variasi bias titik Q untuk kelas amplifier yang berbeda
Pada bias Kelas A sinyal arus yang dikuatkan mengalir berupa lingkaran penuh, 3600
sehingga sinyal output tidak pernah mencapai saturasi atau cutoff
sehingga tetap berada pada pengoperasian parameter linier. Outputnya
merupakan representasi penguatan dari sinyal input yang kesamaannya
akurat. Karena efisiensinya yang rendah, kelas ini biasanya digunakan
hanya untuk sinyal kecil (small-signal) yang bukan aplikasi daya,
khususnya sebagai amplifier linear distorsi rendah pada RF maupun IF.
Pengurangan efisiensi ini terjadi karena banyaknya daya DC yang
dibutuhkan sepanjang waktu dengan atau tanpa adanya sinyal input RF
untuk menghasilkan arus konstan yang selalu mengalir melalui melalui
amplifier ini.
Bentuk Gelombang Output Kelas A
Bias
Kelas AB diperoleh dengan menurunkan sedikit Q-point pada amplifier.
Efisiensinya sedikit lebih tinggi dari kelas A karena arus output statis
(Ic) yang mengalir melalui amplifier akan lebih kecil dan bentuknya bukan lingkaran penuh, biasanya 3000
untuk aplikasi penguat daya. Tetapi power amplifier single-ended kelas
AB akan menghasilkan lebih banyak distorsi dibandingkan kelas A karena
adanya clipping pada output. Kelas AB juga merupakan common bias untuk
push-pull audio power amplifier maupun power amplifier RF linear yang
push-pull
Bentuk Gelombang Output Kelas AB
Kelas
B mempunyai tingkat efisiensi yang sangat tinggi. Saat sinyal input
tidak ada, disipasi daya yang terjadi mendekati nol. Hal ini terjadi
karena hampir tidak adanya aliran arus kolektor, karena bias sedikit
saja dikurangi untuk menanggulangi sambungan (junction) 0.6 V
basis-emitor. Output sinyalnya mendekati 1800 dimana kondisi
ini terjadi karena setengah lingkaran sinyal RF adalah forward bias pada
basis sedangkan setengah lingkaran lain adalah adalah reverse bias pada
emitor-basis, menyebabkan pengurangan sinyal output.
Bentuk Gelombang Output Kelas B
Amplifier
Kelas C bahkan lebih efisien dari Kelas B karena hanya mengkonsumsi
sedikit arus bocor saat tidak ada sinyal input RF. Saat sinyal input
diberikan, amplifier kelas C akan dikuatkan kurang dari setengah
lingkaran dan hanya akan mensuplai sebuah pulsa pada terminal outputnya.
Sudut konduksinya sebesar 1200 atau kurang karena sambungan (junction) emitor-basis sedikit berupa reversed bias
Bentuk Gelombang Output Kelas C
Tidak ada komentar:
Posting Komentar